Selasa, 11 Januari 2011

Menjaga kesehatan di usia 40+


Ini (apakah ini?) ditulis untuk menjawab pertanyaan teman-teman angkatan 81 SMP 7: bagaimana mencegah stroke?
Jawaban yang paling tepat untuk mencegah stroke, juga penyakit jantung koroner adalah menghindari atau mengatasi faktor risikonya, antara lain tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus dan kadar kolesterol yang tinggi.
Di bawah ini ada beberapa tips yang mungkin tidak ada di text book, cuma beberapa pelajaran yang diambil dari pengalaman dengan pasien.
Pada umumnya orang sakit bisa dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu
1.       Orang yang mempunyai gaya hidup yang kurang baik
2.       Orang yang punya kelainan metabolisme
Di atas 40, apalagi kalau gaya hidup kita sebelumnya kurang baik (yaitu: kurang mengendalikan makan, kurang olah raga), maka yang pertama harus dilakukan adalah general check up. Kalau hasilnya baik, artinya kita beruntung dan tinggal menjaga karunia itu. Bersiap untuk memperbaiki gaya hidup secara bertahap dan konsisten
Kalau ternyata hasil GCU-nya jelek, mari kita analisis dan lakukan tindakan. Tindakan paling awal adalah memperbaiki gaya hidup, lalu konsultasi dengan dokter (kalau percaya). Dokter anda akan menganalisis dan menentukan apakah anda perlu bantuan obat, atau cukup dengan perubahan gaya hidup. Biasanya akan dicoba selama 1 bulan, lalu kemudian analisis ulang dan diputuskan pengobatan lanjut atau modifikasi.
Bila ternyata setelah perubahan gaya hidup dengan ataupun tanpa bantuan obat ternyata kondisi buruk yang ditemukan pada GCU tidak berubah, atau sedikit sekali perubahannya, kemungkinan kita masuk ke golongan 2, punya kelainan metabolisme bawaan, artinya, dari segi medis, perlu penggunaan obat yang terus menerus.
Untuk menentukan apa yang diperlukan oleh seorang pasien, biasanya dokter perlu menganalisis dengan hati-hati, jadi baiknya pilih dokter yang baik dan anda percaya sebelum memutuskan untuk konsultasi dengan yang bersangkutan, lalu diskusi dengan baik dan rencanakan dengan jelas tindakan yang perlu anda ambil. Sebaiknya tidak terus menerus berganti dokter, karena seluruh proses akan dimulai lagi dari awal.
Bila anda memilih pengobatan alternatif, cari dulu informasi yang lengkap mengenai teknik tersebut. Jangan terlalu tergiur dengan ‘kesaksian’ yang baik, cari juga ‘kesaksian’ yang buruknya, karena tidak ada teknik pengobatan buatan manusia yang sangat sempurna sampai tidak menyisakan kegagalan.
Lalu, seperti apakah gaya hidup yang baik itu?
1.       Makan yang baik
a.       Kualitas: makanan harus yang halalan thayiban, kalau tidak terpenuhi, jadinya haram. Kecuali pada beberapa keadaan khusus, sebetulnya tidak ada makanan yang sama sekali tidak boleh dimakan. Secara umum, makanan yang tidak mengandung pengawet dan bahan ‘buatan’ (penyedap, penguat rasa, pewarna dsb) adalah makanan yang baik; secara umum sayuran dan buah-buahan adalah jenis makanan yang tidak boleh terlewat.
b.      Kuantitas: yang baik adalah secukupnya, bisa dihitung menurut tinggi badan dan aktivitas fisik harian. Secara umum (lagi), berhentilah makan sebelum (terlalu) kenyang. ‘Bonus’tidak terlalu baik. Kalau ingin ‘bonus’ sebaiknya makanan utama dikurangi, sehingga jumlah kalori yang masuk tidak terlalu bervariasi dari hari ke hari.
c.       Frekuensi: yang baik adalah makan pada waktunya, jangan menunggu lapar, sebab lapar akan membuat ritme tubuh kita (termasuk ritme pengeluaran enzym pencernaan) terganggu. Snack di antara waktu makan sangat disarankan untuk mencegah kita memasuki waktu makan dalam keadaan ‘kelaparan’. Snack yang disarankan adalah buah-buahan atau makanan berserat tinggi lainnya.
d.      Komposisi:wajib: karbohidrat berkisar 50-70%, protein 10-15%, lemak20-25%; sesuaikan dengan kondisi/penyakit yang diderita. Kalau komposisinya baik, dan sumbernya benar, sesungguhnya suplemen vitamin tidak terlalu penting.
2.       Olah raga teratur. Menyapu atau ngepel tidak termasuk olah raga. Olah raga yang baik adalah aerobik, atau dengan kata lain, olah raga yang memberikan kesempatan pada tubuh untuk menyerap oksigen lebih banyak. Misalnya jogging (bukan lari atau jalan cepat), renang, senam ritmik, beberapa latihan di gym. Olah raga teratur dilakukan kira-kira 30 menit per hari, 3 x dalam 1 minggu. Olah raga seperti ini membutuhkan waktu khusus yang sering tidak kita miliki atau tidak mau kita sisihkan. Untuk mencuri waktu, olahraga dapat kita lakukan di saat yang tidak terduga, misalnya menaiki tangga di kantor (3 lantai dapat dicapai dengan tangga, selebihnya boleh gunakan lift, berjalan dari tempat parkir ke mall atau ke kantor (pilih tempat parkir yang jauh dari pintu masuk, biasanya lebih kosong). Mengangkat tungkai secara berirama saat duduk mendengarkan rapat (daripada berusaha tidak tidur) bisa mengencangkan otot tungkai dan perut. Mengangkat dumbel atau botol air minum 600 ml saat menonton sinetron....lumayan juga... Jadi, siapa bilang kita tidak ada waktu untuk olahraga?
3.       Tidur cukup. Begadang boleh saja, asal ada perlunya (begitu kata Bang Rhoma, ya?). Saat tidur, tubuh kita diberi kesempatan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. 6-8 jam tidur sudah cukup.
4.       Tangani stress dengan baik, ibadah adalah salah satu jalan terbaik. Menerima kelebihan atau kekurangan, berusaha secara logis, mengukur kemampuan diri dengan tepat adalah cara lain mengatasi stress. Melepaskan tekanan juga penting, menangis buat ibu-ibu cukup menyehatkan, tertawa bersama juga baik, atau melakukan olahraga ‘dengan kekerasan’ (misalnya tenis, badminton, squash), juga cukup efektif.
5.       Hindari kebiasaan buruk seperti minum alkohol berlebih (untuk yang bukan muslim, kalau muslim...haram minum minuman beralkohol) dan merokok.
6.       Jaga berat badan.
a.       Rumus yang sejak dulu kita dengar, tidak terlalu salah. Berat badan ideal kira-kira adalah: Tinggi badan – 100 – (10% x (tinggi badan-100)).
b.      Pengukuran yang lebih tepat adalah menghitung body mass index, dengan menggunakan rumus BB/(TB2), BB dlm kg, TB dlm meter. Baik bila BMI kita berkisar antara 18-25.
c.       Rumusan tambahan adalah, lingkar perut orang Asia tidak boleh lebih dari 80 cm untuk perempuan, 95 cm untuk laki-laki.
Mempertahankan gaya hidup yang baik sebetulnya tidak susah kalau kita punya tujuan dan ada dukungan. Dukungan terbesar biasanya datang dari keluarga, jadi...lakukan perubahan gaya hidup ‘amburadul’ menjadi sehat bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain. Gaya hidup yang baik yang dilakukan lebih dini mempunyai manfaat yang lebih besar.
Jadi....selamat menempuh hidup baru!! Sehat selalu!!
Terakhir.....ada pertanyaan??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar