Rabu, 24 Maret 2010

KDRT

      Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) sering kita dengar, tapi ternyata banyak yang belum tahu apa arti sebenarnya, terutama korbannya. Banyak yang beranggapan bahwa KDRT adalah kekerasan fisik dalam Rumah Tangga, yang perlu menyisakan bukti luka atau memar atau patah tulang. Ternyata banyak bentuk kekerasan lain, yang sering disanggah oleh para korban adalah kekerasan psikologis.
      Kekerasan psikologis bisa berupa kata-kata yang tidak menyenangkan, ancaman, baik ancaman untuk melakukan kekerasan, ancaman perceraian, ancaman memisahkan dari anak, ancaman mempermalukan, melarang melakukan hoby, merendahkan harga diri, termasuk juga menelantarkan, tidak memberikan nafkah dan banyak cara lain lagi.
     Kekerasan dalam Rumah Tangga biasa berlangsung terus menerus, terutama karena korban tidak menyadari bahwa dia sudah jadi korban dan sering kali menolak untuk memasukkan dirinya ke dalam kategori korban. Padahal, tanpa mengakui bahwa dirinya adalah korban, tidak akan ada tindakan untuk menolong dirinya maupun menerima pertolongan orang lain.
     Apakah anda korban KDRT?

Diabetes Mellitus

      Diabetes Mellitus sudah cukup kita kenal, di Indonesia disebut juga penyakit gula atau kencing manis. Sebagian besar dari kita sudah mengenal gejalanya, yaitu sering buang air kecil, sering haus/minum, dan banyak makan tetapi badan makin kurus. Dengan gejala seperti ini, banyak di antara kita yang langsung memeriksakan kadar gula darahnya dan akan yakin dengan penyakitnya bila kadar gula darahnya tinggi, yaitu diatas 200.
      Pertanyaan yang kemudian muncul adalah:
  1. Mengapa kadar gula darah pada penderita DM tinggi?
  2. Mengapa kadar gula darah harus diturunkan?
  3. Bagaimana menurunkan kadar gula darah pada penderita DM?
  4. Apakah penyakit DM bisa sembuh?

Pertanyaan yang mana yang merupakan pertanyaan anda?